Ponpes Roudhatul Qur’an Annasimiyyah

SEJARAH SINGKAT PONPES RAUDHATUL QUR’AN ANNASIMIYYAH

Proses pendidikan generasi muslim Indonesia tidaklah cukup dibebankan kepada sekolah-sekolah umum, tetapi proses pendidikan mereka dapat dilaksanakan di Pondok-Pondok Pesantren yang dikelola dengan baik...

K.H. Hanief Ismail Lc.

K.H. Hanif Ismail Lc.

KH. Hanief Ismail, LC Merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Annasimiyyah, beliau lahir di Semarang tanggal 15 Agustus 1953

TPA PPRQA

Profile TPQ

TPQ RAUDHATUL QUR’AN ANNASIMIYYAH berdiri pada 15 Agustus 2009 Taman Pendidikan Al-Qur'an ini didirikan oleh KH. Hanief Isma‘il, Lc.

Ziarah Malam Sabtu  Legi

Ziarah Malam Sabtu Legi

Ziarah malam Sabtu Legi merupakan agenda rutin di Ponpes Raudlotul Qur’an Annasimiyyah selain bulan Ramadhan .

Selasa, 08 Januari 2013

SEJARAH SINGKAT PONPES RAUDHATUL QUR’AN ANNASIMIYYAH


Proses pendidikan generasi muslim Indonesia tidaklah cukup dibebankan kepada sekolah-sekolah umum, tetapi proses pendidikan mereka dapat dilaksanakan di Pondok-Pondok Pesantren yang dikelola dengan baik, sebagai salah satu model pendidikan di Indonesia yang diakui dan telah terbukti sejak zaman kolonial mampu menghasilkan generasi muslim yang tangguh, cerdas, cinta terhadap tanah airnya, dan berakhlaq mulia.
Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an yang berlokasi di Kauman Semarang dan didirikan/diasuh oleh Almaghfurlah KH. M Turmudzi Taslim, AH. adalah sebuah lembaga pendidikan yang berbasis Al Qur’an yang bermula dari memberikan pengajaran Al Qur’an bin nazhar kepada masyarakat Kauman dan sekitarnya. Sejalan dengan perubahan keadaan dari waktu ke waktu, masyarakat , khususnya wali santri, banyak yang menghendaki agar putra putrinya yang sudah khatam Al Qur’an bin nadzar bisa melanjutkan ke jenjang membaca Al Qur’an bil ghoib (hafalan). Maka dibangunlah Pondok Pesantren untruk santri putra maupun santri putri di lokasi yang berbeda meskipun masih di wilayah Kauman Semarang.
K.H. Hanief Ismail, Lc. sebagai salah satu santri Almaghfurlah KH. M Turmudzi Taslim, AH., berkeinginan melanjutkan cita-cita Beliau untuk mengembangkan sistem pendidikan maupun sarana-prasarana pendidikan pondok pesantren agar tetap mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat melalui pendidikan di pondok pesantren sebagai ikhtiar untuk menjadikan generasi muslim Indonesia yang Qur’ani, cerdas, berilmu dan berakhlaq mulia. Salah satu segmen yang ingin dibina adalah para pelajar dan mahasiswa, yang notabene tidak dapat terakomodasi di Ponpes dan TPA Raudhatul Qur’an Kauman-Semarang, karena di sana fokus pada pembelajaran dan hafalan Al Qur’an.
Dari pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka pada tanggal 10 Muharram 1431 Hijriyyah, dibangunlah lokal baru sebagai pengembangan Pondok Pesantren dan Taman Pendidikan Al Qur’an “Raudhatul Qur’an” Kauman-Semarang di lokasi Jalan Puspanjolo Dalam XI Semarang (satu lingkungan dengan TK dan SD Nasima), dengan nama Ponpes “Raudhatul Qur’an Annasimiyyah” agar dapat mengikuti perkembangan zaman serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi kebutuhan masyarakat.
Kurikulum dan materi pendidikan / pembelajaran yang dilaksanakan di lokasi baru ini direncanakan tidak hanya memberikan pendidikan/pengajaran Al Qur’an/Hafalan Al Qur’an saja, akan tetapi juga memberikan pendidikan/pengajaran ilmu-ilmu agama yang lain, melalui kajian kitab-kitab kuning / salafiyah, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris aktif, serta bentuk-bentuk kajian ilmu agama melalui media-media pembelajaran yang sesuai perkembangan zaman / teknologi terkini.
Pondok Pesantren dan Taman Pendidikan Al Qur’an ”Raudhatul Qur’an Annasimiyyah” Semarang memiliki visi dan misi sebagai berikut :
VISI : Terciptanya generasi muslim Indonesia yang Qur’ani, cerdas, berilmu, dan berakhlaq mulia.
MISI :
1.Menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren yang berkualitas untuk membekali ilmu-ilmu agama kepada para santri melalui pengkajian kitab-kitab kuning/salafiyah ‘ala madzhabi ahlis sunnah wal jama’ah;
2.Menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren untuk membekali para santri kemampuan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris secara aktif;
3.Menyediakan sarana prasarana sebagai pusat informasi dan pusat kajian ilmu-ilmu agama;

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More